Sektor peternakan menjadi salah satu usaha yang cukup menjanjikan digeluti generasi muda. Bisnis ini bisa dikata tak akan pernah padam, bahkan oleh serangan pandemi Covid atau resesi ekonomi. Sebab daging sapi, ayam atau domba akan terus dikonsumsi masyarakat.
Kenyataan ini menjadi alasan penting betapa menjanjikannya usaha terkait peternakan dan turunannya. Haji Fauzi, salah satu pemasok pakan ternak di kawasan Bandung Timur menuturkan iklim usaha yang terbilang mudah saat ini harus menjadi pemacu bagi generasi muda dalam merintis bisnis peternakan.
Dalam acara Kumpul Bareng Para Peternak Sapi Mitra Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Fapet Unpad) di Bootcamp Fapet Unpad di Jatinangor pada Selasa siang, 6 Mei 2025, Fauzi memberikan sejumlah trik kepada para mahasiswa agar bisa menjadi pengusaha peternakan sukses.
Keberanian dalam mengambil resiko menjadi syarat utama yang dibutuhkan guna menerjuni lika liku usaha peternakan. Keberanian ini harus ditunjang dengan kesabaran dalam membuat jejaring yang luas. Melalui jaringan yang terbentuk itulah, komitmen menjadi pertaruhan.
“Jagalah komitmen itu guna menumbuhkan kepercayaan,” pesan dia kepada para mahasiswa.
Fauzi mengaku mulai merintis usaha pengolahan pakan ternak melalui bendera Kurnia Feed pada 2014. Sebelumnya ia telah lalu lalang mencoba sejumlah usaha, tapi hasilnya tidak signifikan.
Dan pertemuannya dengan Barkah, seorang peternak lulusan institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2018, membukanya jalan berkenalan dengan para pemotong besar, setidaknya di kawasan Bandung Timur dan Sumedang. Dari jaringan yang dikenalkan Barkah itu, Fauzi mulai fokus masuk dalam usaha peternakan.
Ia mengaku buah kesuksesan yang diperolehnya tidaklah didapat dengan simsalabim. Ketekunan dan kerja keras menjadi kunci dalam mengembangkan usaha pakan ternaknya. Ia merasa mesti bekerja keras sebab usaha yang digeluti tak sesuai dengan jurusan Planologi yang ditempuhnya di Unisba.
Senada dengan itu, Barkah menuturkan menjadi pelaku usaha peternakan sangatlah menjanjikan karena tak ada masa pensiunnya. Apalagi untuk merintis usaha itu saat ini relatif lebih mudah dibanding saat-saat awal ia merintis usaha menjadi peternak.
Semenjak lulus dari IPB tahun 1999, Barkah memang sudah merencanakan untuk bisa hidup mandiri melalui jalur usaha. Tanpa mentor, ia menjajal sejumlah usaha, dan tak ada satu pun yang cemerlang.
Angin kesuksesan sepoi-sepoi mulai dirasakannya saat 2004 ia memutuskan bekerja di sebuah tempat pemotongan hewan. Dari situlah ia mendapatkan banyak ilmu dan wawasan soal dunia usaha daging sapi. Kini setiap menjelang Idul Adha, ia mampu menjual antara 180 hingga 200 ekor sapi. Ia sendiri memiliki sekitar 120 sapi di kandang milik sendiri.
Ia mengaku memulai usaha jual beli sapi kurban nyaris tanpa modal. Ia hanya memperjuangkan menemukan calon pembeli. “Jika sudah ada calon pembelinya, saya pinjam modal dari siapa saja, terutama orang tua dan saudara,” kenang dia. ya pinjam dari keluarga terdekat.
Dalam perjalanan bisnisnya, Barkah tercatat berhasil membina seorang preman kampung di Subang. Preman itu ia latih guna menyuplai kebutuhan rumput peternak sapi. Dan kini, preman itu telah berhasil memiliki 60 hektare areal lahan yang ditanami rumput.
Kendaraan Tunjang Kelancaran Usaha
Dalam menopang laju usaha, kebutuhan operasional terkait kendaraan menjadi kebutuhan penting. Kiki, salah satu peternak dari Tanjungsari menuturkan armada angkutan sangat dibutuhkan dalam menyuplai laju bisnis ternak sapinya.
Keberadaan mobil angkutan sangat vital dalam menunjang kebutuhan makanan sapi ternaknya. “Dari pada terus-terusan sewa mobil, ya akhirnya saya memberanikan diri mengambil mobil secara kredit,” kata alumnus Fapet Unpad tersebut.
Hal itu diamini Dwi, perwakilan manajemen PT Suryaputra Sarana, distributor utama Mitsubishi di kawasan Bandung Raya. Menurutnya, sejak 1988, Mitsubishi telah melayani kebutuhan angkutan operasional para pelaku usaha. Salah satu produk legendaris yang telah menemani para pelaku usaha tersebut sebut saja L-300.
Mitsubishi L-300 pun sangat disukai para peternak dalam mengangkut rumput, juga menyangkut sapi. Selain itu sparepartnya murah dan ketersediaan sparepartnya melimpah ruah.
Kini, truk yang diproduksi Mitsubishi memberikan banyak pilihan bagi para peternak. “Segmentasi truk yang dihadirkan tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan usaha para peternak,” pungkas Dwi.*




Leave a Reply